Masjid Agung Jawa Tengah menawarkan tampilan dengan gaya klasik yang khas. Masjid ini dibangun dengan gaya futuristik. Ditambah lagi terdapat isu yang menyebar bahwa masjid ini didesain dengan konsep bangunan gabungan antara Yunani dan Jawa. Terdapat payung hidrolik yang mampu membuka dan menutup sendiri secara otomatis yang berdiri kokoh di depan Masjid Agung Jawa Tengah ini. Payung hidrolik raksasa tersebut serupa dengan yang ada di Madinah.
Tinggi dari tiap-tiap parung elektrik yang mirip seperti di Masjid Nabawi ini adalah 20 m dengan diameter payung nya mencapai 14 meter. Setiap salat Jumat, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul maka payung elektrik akan dibuka apabila keadaan yang memungkinkan dan kondisi angin tidak melebihi dari 200 knot.
Masjid Agung Jawa Tengah tepatnya berada di Kota Semarang. Pada tahun 2001 Masjid ini mulai dibangun dan selesai secara keseluruhan di tahun 2006. Pada tanggal 14 November 2006 presiden Indonesia ke-enam yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan bangunan masjid ini. Masjid Agung Jawa Tengah menjadi salah satu masjid termegah dan terbesar di provinsi Jawa Tengah.
Bahkan Masjid Agung Jawa Tengah ini sudah mempunyai satu stasiun televisi sejak bulan Juni tahun 2017 lalu yang bernama MAJT TV yang bekerja sama dengan TVKU Kota Semarang. Ingin lebih kenal dengan Masjid Agung Jawa Tengah ini? Simak sejarah Masjid Agung Jawa Tengah berikut ini.
Sejarah Singkat Masjid Agung Jawa Tengah
Sebenarnya dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah ini erat kaitannya dengan Masjid Besar Kauman Semarang. Awal pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah ini adalah harta wakaf. Tanah wakaf tersebut dimiliki oleh Masjid Besar Kauman Semarang yang sudah tak tentu rimbanya dari sekian lama. Asal tanah wakaf ini adalah melalui proses tukar guling tanah Masjid Kauman yang memiliki luas 119.127 ha. Masjid Kauman tersebut dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid).
Mengenai pembahasan tersebut adalah bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Akhirnya BKM sendiri di tukar guling dengan tanah seluas 250 hektar yang ada di kota Demak dikarenakan tanah tersebut tidak produktif melalui PT Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
Tanah wakaf tersebut sudah melalui berbagai perjuangan pengembalian itu pada akhirnya membuahkan hasil yang baik setelah melalui perjuangan yang panjang dan pahit. Masjid Agung Jawa Tengah tersebut dibangun di atas salah patok tanah wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang sudah kembali.
Hingga kini Masjid Agung Jawa Tengah ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Hal ini dikarenakan Selain digunakan untuk beribadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga dijadikan sebagai sarana rekreasi wisata religi yang dilengkapi convention center, museum, office center, bahkan hotel dan cafe.
Di dalam Masjid Agung Jawa Tengah juga terdapat menara Asma Al-Husna yang memiliki ketinggian hingga 99 meter. Masjid Agung Jawa Tengah tidak pernah sepi pengunjung. Baik itu penduduk sekitar dan wisatawan keluar kota selalu ingin melihat proses pengembangannya payung elektrik tersebut terbuka. Jika memang demikian pengunjung bisa menghubungi pengurus Masjid. Masjid Agung Jawa Tengah juga mengoleksi Al-Qur’an dengan ukuran raksasa yaitu sebesar 145 x 95 cm². Para santri pondok pesantren Al-Falah dari asuhan KH. Ahmad Sobri yang membuat Al-Qur’an raksasa tersebut.
baca artikel sejarah lainnya:
Keunikan Masjid Agung Jawa Tengah
- Arsitektur Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah mempunyai desain megah khas Islam, Jawa dan Romawi. Masjid ini di desain oleh seorang arsitektur yang bernama Ir.H. Ahmad Fanani di mana ia berhasil memenangkan sayembara untuk mendesain Masjid Agung Jawa Tengah dari PT. Ateliet Enam Jakarta.
Penggabungan tiga gaya desain yaitu Islam, Jawa, dan Romawi menjelaskan satu ciri khas paling menonjol yang bisa dilihat dari masjid ini. Desain atap nya terlihat memiliki gaya Jawa, di mana atap masjid ini di desain dengan 5 tingkatan atas sesuai dengan bangunan khas Jawa.
Sedangkan 25 pilar yang berada di pelataran masjid menjadi ciri khas yang bergaya Romawi. Kira-kira tersebut diambil dari gaya Colosseum Athena di Romawi. Gaya khas Islam akan terlihat juga pada pilar tersebut karena dihiasi dengan kaligrafi dengan tulisan dua kalimat syahadat serta simbol 25 Nabi dan Rasul.
Bagian plaza Masjid Agung Jawa Tengah juga memiliki arsitektur yang tidak kalah unik. Yaitu pengunjung bisa mendapati berbagai kaligrafi dengan ukiran indah di sana, seperti yang tertulis di dalam pilar yaitu dua kalimat syahadat, simbol 25 Nabi dan Rasul band juga kaligrafi yang diambil dari Al-Qur’an yaitu surat Al mukmin dari ayat 1 sampai ayat 5.
Plasa Masjid Agung Jawa Tengah Miki luas hingga 7500 meter persegi. Dengan luas plaza masjid tersebut maka bisa menampung hingga 10 ribu jamaah. Sehingga plasa Masjid Agung Jawa Tengah dapat dikatakan sebagai perluasan tempat bagi jamaah yang belum mendapatkan tempat di bangunan utama.
Sedangkan untuk bangunan utama masjid terdapat dua lantai, di mana lantai 1 hanya diperuntukkan untuk jamaah lelaki dan jamaah perempuan bisa melakukan ibadah di lantai 2. Bukan hanya itu, bangunan utama Masjid Agung Jawa Tengah juga dilengkapi dengan minaret. Salah satu mineral tersebut juga tak lupa dilengkapi dengan lift yang bisa memudahkan kegiatan jamaah.
Masjid Agung Agung Jawa Tengah juga memiliki menara Al-Husna yang menjadi daya tarik terbesarnya. Tinggi menara tersebut menyerupai jumlah Asmaul Husna yaitu memiliki ketinggian 99 m. Di dalam menara tersebut dilengkapi berbagai fasilitas yang membuat pengunjung nyaman seperti studio RAIS, itu radio dakwah Islam yang terletak di lantai dasar, museum yang menyimpan Al-Qur’an raksasa dengan ukuran 145 x 95 cm yang berada di lantai dua.
Pengunjung juga bisa mendatangi Resto Putar itu KPB muslim yang mempunyai keunikan bisa berputar hingga 360 derajat. Sedangkan di lantai paling atas yaitu Puncak Menara dimana pengunjung bisa melihat pemandangan kota Semarang menggunakan teropong yang telah disediakan oleh pengelola Masjid Agung Jawa Tengah.
- Lokasi yang sangat bagus untuk kegiatan spiritual
Meskipun esensi ibadah bukan hanya berlokasi pada tempatnya, tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa beribadah di masjid yang menyediakan desain megah dan indah bisa membuat pengalaman spiritual seseorang menjadi lebih tenang dan khusyuk.
Jadi bukan hanya bisa beribadah bersama banyak orang, pengunjung juga dapat beribadah sekaligus menikmati pemandangan yang ditawarkan pada Masjid Agung Jawa Tengah seperti kaligrafi yang indah, menyaksikan Al-Qur’an raksasa secara langsung serta mendengarkan radio yang berisi dakwah Islam.
Pengunjung juga bisa melihat prasasti peresmian yang terbuat dari batu alam yang diambil dari lereng gunung Merapi yang telah didatangi oleh Presiden RI saat itu yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Prasasti tersebut mempunyai ketinggian 3,2 meter dengan berat 7,8 ton.
Demikianlah sejarah mengenai Masjid Agung Jawa Tengah. Semoga bermanfaat!