Mengupas Sejarah Masjid Tiban Malang
Masjid Tiban di Malang memiliki kisah sejarah yang unik. Dikatakan bahwa masjid megah ini ternyata dibangun tanpa arahan arsitek. Masjid Tiban Malang berlokasi di Kecamatan Turen, Malang, Jawa Timur. Mungkin kalian tidak percaya jika masjid dengan penampilan super mewah ini tepatnya berada di tengah pemukiman warga dengan jalan yang sempit.
Tersebar isu yang beredar di tengah masyarakat sekitar mengenai bangunan ini yang katanya hanya diciptakan dalam satu malam melalui bantuan jin. Namun apakah itu tersebut benar? Ternyata itu tidaklah benar dan hanya rumor belaka. Kenyataannya masjid ini dibangun oleh para santri dari pondok pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir.
Masjid Tiban Malang ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Terdapat 10 lantai, yaitu lantai dasar yang merupakan tempat istirahat dan mushola, lantai 2 yang digunakan sebagai loket, dapur, ruang istirahat dan ruang makan, lantai 3 yang berisi akuarium, mushola dan kebun binatang mini.
Kemudian di lantai empat dijadikan sebagai tempat tinggal keluarga pengasuh pondok, terdapat mushola lagi di lantai 5, sampai 6 dijadikan sebagai ruang istirahat untuk para santri, lantai 7 dan lantai 8 dijadikan tempat toko dan kios dari pemilik pesantren yang dikelola juga oleh para santri, lantai 9 yang dijadikan sebagai bangunan yang di didesain sebagai lereng gunung, dan terakhir lantai 10 merupakan goa dan juga puncak gunung. Dengan kemegahan dan keunikan dari Masjid Tiban terdapat sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
Pendiri Masjid Tiban Turen Malang
Masjid ini disebut dengan tiban karena terdapat isu yang diulas seperti sebelumnya. Arti tiban sendiri adalah sesuatu yang datang tidak diketahui dari mana asalnya. Kebenarannya yaitu masjid turen malang di bangun berkat infak dari dana pribadi KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam beserta jemaah dan para santrinya. Setiap kamar yang akan dibangun atas petunjuk dari salat istikhoroh Romo Kiai Ahmad.
Tahun Pembuatan Masjid Tiban Turen Malang
Proses pembangunan pondok mulai dilakukan pada tahun 1978 dimana mulai ada santri yang menetap di pesantren tersebut. Namun pada saat itu tampilan masjid tidak semegah seperti sekarang dan terkesan apa adanya hingga tahun 1992. Pembangunan yang dilakukan mobil itu juga masih menggunakan material seadanya, yaitu dengan menggunakan batu bata merah yang ditempelkan menggunakan tanah liat. Bahkan untuk menghaluskan tembok masjid tersebut masih memakai tanah liat juga. Proses pembangunan sempat terhenti setelah itu dan baru dibangun lagi di akhir tahun 1998 dan awal tahun 1999.
baca artikel lainnya: ornamen masjid terindah
Pembangunan masjid tiban ditandai dengan adanya kegiatan ngecor dan pembuatan jalan serta pos. Bukan hanya tampilannya yang unik dan terkesan megah, di dalam pondok pesantren tersebut juga memelihara berbagai jenis binatang seperti monyet, kijang, kelinci dan berbagai jenis burung dan ayam.
Masjid Tiban Malang memang tidak dibangun oleh arsitek dari perguruan tinggi, melainkan arsitek yang didapatkan dari hasil istikharah pemilik pondok yaitu KH. Achmad Timur Bahru Mafdloludin Sholeh. Oleh sebab itu, desain masjid ini sangat unik layaknya campuran khas dari Timur Tengah, Cina dan modern yang terlihat anggun. Masjid Tiban Malang juga tidak dibangun menggunakan berbagai alat berat dan modern, melainkan hanya dikerjakan oleh penduduk sekitar pondok serta para santri yang berjumlah 250 orang.
baca artikel sejarah lainnya:
Fakta Unik Masjid Tiban Malang
-
Asal usul nama Masjid Tiban Malang
Sebenarnya tiban diambil dari bahasa Jawa yaitu “tiba” yang maknanya adalah “jatuh”. Sehingga Tiban memiliki makna sesuatu yang timbul tidak diduga sebelumnya. Asal usul tersebut merupakan praduga masyarakat sekitar mengenai pembangunan Masjid Tiban. Padahal pada kenyataannya masjid ini emang dibangun ketika malam hari pada saat masyarakat sekitar telah tertidur Jadi mereka tidak melaksanakan secara langsung masjid ini dibangun.
Material yang dibutuhkan untuk membangun masjid juga didatangkan pada saat malam hari supaya proses tersebut tidak mengganggu aktivitas warga sebab akses ke masjid cukup sulit dan hanya terdapat satu jalur saja.
-
Pengelola Masjid Tiban Malang
Masjid Tiban Malang ini dikelola oleh pondok pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri’asali Fadlaailir Rahmah. Pengelola Masjid Tiban Malang tidak ingin jika masjid tersebut lebih dikenal dengan lokasi wisata. Sebab mereka tetap lebih senang apabila Masjid Tiban Malang tapi dikenal sebagai lokasi pondok pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri’asali Fadlaailir Rahmah.
Hal ini juga yang membuat pihak pengelola masjid menulis permintaan kesadaran yang diletakkan di beberapa sudut yang isinya adalah agar pengunjung tetap bersikap selayaknya di pesantren bukanlah di tempat wisata. Para pengunjung boleh datang namun harus tetap sopan dan hormat terhadap masyarakat pondok pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri’asali Fadlaailir Rahmah.
-
Fungsi Masjid Tiban Malang
Seperti yang diulas sebelumnya bahwa Masjid Tiban Malang tetap digunakan sebagai tempat ibadah solat karena masih ini masih bagian dari pondok pesantren di mana fungsi utamanya adalah dijadikan sebagai tempat mempelajari agama Islam lebih dalam. Kendati demikian, tetap banyak yang ingin mendatangi masjid ini karena Masjid Tiban Malang mempunyai arsitektur yang indah dan megah.
-
Lokasi dan rute Masjid Tiban Malang
Masjid Tiban Malang brother di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Rute Masjid Tiban dari kota Malang berjarak sekitar 25 kilometer. Dedek kota Malang mengarah ke selatan agar sampai ke Masjid Tiban Malang dapat ditempuh dengan estimasi waktu 45 menit. Proteinnya yaitu dari kota Malang akan melewati pasar gadang, Bululawang kemudian memasuki desa sanenrejo dan tiba di Masjid Tiban Malang.
Bagi pengunjung yang ingin mendatangi Masjid Tiban Malang kakak bisa mendatanginya kapan saja karena macet dibuka selama 24 jam. Tetapi waktu yang paling tepat untuk mendatangi Masjid Tiban Malang adalah menjelang siang. Sebab pada saat ini para penjual yang berada di sekitar masjid sudah membuka lapak mereka jadi semua ruangan terlihat semarak ketika sudah menjelang siang dan pengunjung bisa menikmati waktu di sana.
baca artikel lainnya: Sejarah kubah masjid
Jalankan pengunjung untuk membawa tempat khusus untuk meletakkan sendal seperti kresek atau tas untuk memasuki ruangan karena pengunjung diharuskan melepaskan alas kaki. Tetapi jika pengunjung lupa membawa kresek, Maka jangan khawatir karena di depan masjid terdapat penjual yang menjajakan kantong kresek yang bisa dibeli oleh para pengunjung. Jangan lupa juga untuk membawa tisu sebagai lap.
Karena pandemi COVID-19 belum berakhir maka pengunjung juga diwajibkan mentaati protokol kesehatan seperti menjaga jarak kepada sesama pengunjung, mencuci tangan dengan sabun atau membawa hand sanitizer serta menggunakan masker. Yang paling utama ketika pengunjung yang mendatangi Masjid Tiban Malang yaitu selalu menjaga sikap dan ucapan. Pengunjung juga diwajibkan berpakaian sopan yang menutup aurat.
Demikianlah sejarah singkat mengenai Masjid Tiban di Malang. Kemegahan dari Masjid Tiban Malang ini merupakan salah satu objek religius yang perlu diapresiasi dibalik isu miring yang pernah beredar. Usahakan untuk mentaati persyaratan yang diberikan. Salam damai dan semoga bermanfaat!